Mungkin memang sudah putus urat malu anggota DPR. Bagaimana tidak..?? Untuk kesekian kali, lagi-lagi mereka menghambur-hamburkan uang rakyat untuk pelesiran ke luar negeri dengan alasan klise seperti studi banding. Tak tanggung-tanggung, dalam masa reses yang belum genap satu bulan aja sudah sekitar 12 milyar rupiah uang rakyat yang digunakan untuk foya-foya demi kepentingan mereka hanya untuk datangi Amerika dan Spanyol. Trus apa yang sebetulnya akan mereka perbuat disana? Trus apa pula nilai manfaatnya bagi rakyat?
Belum lagi sebelumnya rakyat harus dibuat tercengang dan marah besar ketika mereka menyepakati pembangunan gedung DPR yang baru dan rencananya menghabiskan dana sekitar 1,2 triliyun rupiah. Bayangkan saja, setiap anggota dewan akan menempati area mewah seluas 111 meter persegi dengan nilai pembangunan fisik sebesar 800 juta rupiah per ruangan dan itu belum fasilitas pendukunganya. Kalau dipikir, untuk apa ruang kerja seluas itu? Dan anehnya lagi, dengan santai dan terang-terangan mereka mengatakan "Rakyat sebaiknya tak dilibatkan dalam pembangunan gedung DPR yang menjadi urusan orang-orang pintar. Dan jangan membandingkan pembangunan gedung DPR dengan gedung Sekolah Dasar". Apa nggak gila ini..?? Hhmmm...
Sungguh ironis, rakyat Indonesia semakin hari semakin dicekik lehernya oleh wakil rakyatnya sendiri. Apa yang dilakukan mereka, selalu mengatasnamakan rakyat. Tapi sampai saat ini, belum pernah ada kebijakan yang disahkan mereka dan benar-benar membantu rakyat, bahkan cenderung membuat rakyat semaakin menderita. Setiap apa yang dilakukan anggota dewan selalu membuat rakyat jadi sakit hati, selalu membuat rakyat emosi dan seolah memang tidak ada rasa peduli sama sekali dengan nasib yang dialami rakyat yang diwakilinya.
Ini benar-benar sebuah penistaan terhadap hak-hak rakyat. Rakyat sebenarnya tidak akan memprotes pembangunan gedung baru maupun pelesiran dengan dalih studi banding ke luar negeri, asalkan kinerja anggota dewan profesional dan serius memperjuangkan nasib rakyat. Namun kenyataannya justru kinerja anggota dewan sangat buruk dan memang tidak memihak kepentingan rakyat. Lihat saja raport merah mereka, mulai dari korupsi, membolos di saat sidang, pengesahan undang-undang yang tidak sesuai target sampai pada perilaku asusila. Masak anggota dewan yang kesehariannya berkoar-koar menyuarakan dan mengaku menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi, kok malah secara jamaah lakukan korupsi. Ini namanya "maling teriak maling". Dan lebih lucunya lagi, mereka yang getol-getolnya menyuarakan untuk membahas dan mengesahkan undang-undang anti pornografi, lha kok waktu sidang malahan asyik nonton video porno, dengan ipad fasilitas negara lagi. Trus, mau jadi apa negeri ini kalau sudah dihuni oleh wakil-wakil rakyat yang "tuli", serakah dan bejat moralnya seperti ini..??? Eeeemmbuh...!!!
0 comment:
Posting Komentar